ANALISIS PORTOFOLIO SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA

 

 

Jessy Amenda, Cindea Corycha Putri, Lidia Sihotang

Universitas Muhammadiyah Riau, Pekanbaru, Riau, Indonesia

jessyamenda10@gmail.com, ichacorychaputri@gmail.com, sihotanglidia36@gmail.com

-

 

 

 

Abstrak

Received:

Revised  :

Accepted:

 01 April 2022

 10 Mei 2022

 20 Mei 2022

 

Latar Belakang : Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar pada LQ45 selama periode Februari 2016 – Desember 2021berturut-turut yang terdiri dari 27 saham. Teknik pemilihan sampel menggunakan metode porpusive sampling. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang berupa informasi dan dokumen secara tertulis tentang objek penelitian yang telah di publikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saham optimal yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat di LQ45 menggunakan metode model indeks tunggal.

Metode : Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif, metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham perusahaan go pubilc yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masuk dalam kelompok indeks LQ45 periode penelitian yaitu Februari 2016 – Desember 2021.

Hasil : Hasil dari penelitian ini memberikan implikasi teoritis menyatakan bahwa dalam manajemen investasi mengenai analisis portofolio menggunakan model indeks tunggal saham indeks LQ45 dapat digunakan untuk analisis dalam membentuk portofolio optimal.

Kesimpulan : Hasil penelitian ini juga dapat memberikan implikasi praktis bahwa investor yang ingin memilih saham-saham di indeks LQ45 periode Februari 2016 – Desember 2021 untuk dijadikan membentuk portofolio optimal dengan model indeks tunggal terdapat saham ANTM, BBRI, BBTN, INCO, INDF, SMGR dan TLKM dapat dipilih sebagai sebuah portofolio untuk membuat keputusan investasi yang mendatang.

 

Kata Kunci : Portofolio saham; Single Index Model;  Keputusan Investasi Saham

 

 

 

 

Abstract

 

Background: The research sample used in this study were companies listed on LQ45 during the period February 2016 – December 2021, respectively, consisting of 27 stocks. The sampling technique used is the porpusive sampling method. The source of data used in this study is secondary data, namely data in the form of information and written documents about the object of research that have been published by the Indonesia Stock Exchange.

Objectives: This study aims to determine the optimal stocks listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in LQ45 using the single index model method.

Methods: This research is a descriptive research, the method used is a quantitative method. The population used in this study is the shares of publicly traded companies listed on the Indonesia Stock Exchange and included in the LQ45 index group for the research period, namely February 2016 – December 2021.

Results: The results of this study provide theoretical implications stating that in investment management regarding portfolio analysis using a single index model the LQ45 index can be used for analysis in forming an optimal portfolio.

Conclusion: The results of this study can also provide practical implications that investors who want to choose stocks in the LQ45 index for the period February 2016 – December 2021 to form an optimal portfolio with a single index model, namely ANTM, BBRI, BBTN, INCO, INDF, SMGR and TLKM stocks can selected as a portfolio for making future investment decisions.

 

Keywords: stock portfolio; Single Index Model; Stock Investment Decision

*Correspondent Author : Jessy Amenda

Email : jessyamenda10@gmail.com

 

PENDAHULUAN

 

Investasi merupakan bentuk komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang (Alfabeta Syahyunan, 2013). Investor perlu melakukan suatu analisis untuk saham-saham yang akan dipilih. “Pembuatan keputusan yang baik dalam berinvestasi pada asset keuangan, memerlukan pengetahuan untuk menganalisis sekuritas dan manajemen portofolio” (Nalini, 2014). Pasar modal merupakan salah satu media transaksi jual-beli berbagai aset keuangan berjangka panjang baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan & Portofolio, 2003). Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal karena berperan sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari investor dan sebagai sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi. Pada umumnya investasi dibagi menjadi dua, yaitu real assets dan financial asset. Investasi real assets merupakan aktiva berwujud seperti dapat berbentuk emas, perak, logam dan lain sebagainya, sedangkan investasi financial asset merupakan aktiva yang tidak berwujud yang dapat dilakukan di pasar modal seperti saham, obligasi, waran, opsi, sertifikat deposito dan lain sebagainya. Investasi akan menimbulkan dua kemungkinan, yaitu:

1.    Keuntungan

Return dibagi menjadi dua, yaitu return harapan (expected return) yang merupakan tingkat return yang diharapkan para investor untuk masa yang akan datang dan return aktual (realized return) atau tingkat keuntungan yang telah diperoleh para investor.

2.    Risiko

Risiko adalah kemungkinan realisasi keuntungan aktual lebih rendah dari keuntungan yang diharapkan. Risiko dibagi dua, yaitu risiko systematic dan risiko unsystematic. (Syahyunan Syahyunan, Muda, Siregar, Sadalia, & Chandra, 2017) berpendapat portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset, baik berupa real assets maupun financial asset yang dimiliki oleh investor. (Jogiyanto, 2010) menyatakan bahwa portofolio efisien (efficient portfolio) dapat didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan return ekspetasian terbesar dengan risiko yang tertentu / memberikan risiko yang terkecil dengan return ekspetasi tertentu. Investor sering bingung ketika memilih saham yang baik untuk dimasukkan kedalam portofolionya dikarenakan banyaknya saham yang terdaftar dalam bursa. Dalam menghadapi masalah yang dimiliki oleh investor ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) menerbitkan indeks saham dengan ketentuan-ketentuan tertentu. Salah satu contoh indeks saham tersebut yaitu Indeks LiQuid45 (LQ45).

LQ45 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki tingkat lukuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar dan juga didukung oleh fundamental perusahaan yang baik. Harga saham-saham pada LQ45 berfluktuasi yang mempunyai kapitalisasi (volume transaksi) dan likuiditas (frekuensi transaksi) yang tinggi. Karena alasan tersebut, maka penulis akan melakukan penilaian kinerja pada portifolio optimal saham LQ45. (Jogiyanto, 2010) telah menjelaskan bahwa secara khusus portofolio optimal adalah portofolio yang menghasilkan kombinasi antara return tertinggi dan risiko yang terendah. Alat yang digunakan untuk mengukur portofolio potimal pada penelitian ini adalah Model Indeks Tunggal. (Zubir, 2011) Menjelaskan bahwa Model Indeks Tunggal adalah sebuah teknik untuk mengukur return dan risk sebuah saham atau portofolio. Metode ini digunakan dalam mengukur nilai return dan risiko portofolio dengan asumsi jika pergerakan return saham hanya berhubungan dengan return pasar (Schnabel, 2014).

Penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini tentang pembentukan portofolio optimal menggunakan model indeks tunggal menunjukkan hasil yang bervariasi. Penelitian yang dilakukan oleh (Amalia, Fauziah, & Wahyuningsih, 2019) dengan 19 sampel saham, diperoleh 4 saham yang masuk kandidat portofolio optimal. Kemudain, penelitian yang dilakukan oleh (Gunawan, Asmirantho, & Azhar, 2019) dengan 25 sampel saham, diperoleh 13 saham yang masuk ke dalam kandidat portofolio optimal. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yesi Kurnia Afdila,  dengan sampel saham 34, diperoleh 6 saham yang masuk ke dalam kandidat portofolio optimal (Afdila, Sasongko, & Nita, 2021). (Martalena, 2011) berpendapat bahwa pasar modal memiliki lima peranan yaitu: merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien, alternatif investasi, memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat berprospek baik, pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transparan dan peningkatan aktifitas ekonomi nasional. (Tandelilin, 2010) berpendapat bahwa investasi adalah komitmen sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Maka dapat didefinisikan, investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2010). (Samsul, 2006) menjelaskan bahwa setiap investor memiliki tujuan yang sama, yaitu mendapatkan capital gain. Capital gain adalah selisih positif antara harga jual an harga beli saham dan dividen tunai yang diterima dari emiten karena perusahaan memperoleh keuntungan. Apabila selisih antara harga jual dan harga beli negatif, maka investor akan mengalami capotal loss (kerugian). Selain itu investor juga memiliki tujuan yang berbeda, yaitu untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang dan keuntungan jangka pendek.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui saham-saham apa saja yang termmasuk dalam portofolio optimal pada saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia dalam periode Februari 2016 – Desember 2021. Muhammad  menjelaskan bahwa pasar modal adalah sarana bagi permintaan dan penawaran instrumen keuangan jangka panjang (lebih dari 1 tahun).  (Jogiyanto, 2010) Menjelaskan bahwa pasar modal adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan risiko untung atau rugi. Dalam definisi lain dijelaskan bahwa pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. Jadi, pasar modal dapat juga diartikan sebagai pasar yang memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur 1 tahun, seperti saham dan obligasi (Tandelilin, 2010).

 

 

METODE PENELITIAN

 

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dan analisis. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang menggambarkan atau melukiskan suatu fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau di masa lampau (Soendari, 2012). Peneliti menggunakan penelitian bersifat deskriptif untuk menjelaskan saham-saham apa saja pada LQ45 yang dapat di kombinasikan menjadi portofolio yang optimal bagi investor. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham perusahaan go pubilc yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masuk dalam kelompok indeks LQ45 periode penelitian yaitu Februari 2016 – Desember 2021. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar pada LQ45 selama periode Februari 2016 – Desember 2021berturut-turut yang terdiri dari 27 saham. Teknik pemilihan sampel menggunakan metode porpusive sampling. Kriteria dan seleksi pada penelitian ini, yaitu :

1.    Masuk rangking 45 saham perusahaan terbesar dari total transaksi saham di psasr regular.

2.    Terdaftar di indeks LQ45 selama periode penelitian.

3.    Terdaftar sebagai emiten hingga Januari 2022 di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ynag dilakukan ini termasuk penelitian kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang berupa informasi dan dokumen secara tertulis tentang objek penelitian yang telah di publikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode studi pustaka dan metode dokumentasi. Penelitian ini menggunakan variable-viarable yang terdiri atas model indeks tunggal dan portofolio optimal. Untuk menganalisis data tersebut maka berikut tahapan-tahapan yang dilakukan :

1.    Menentukan tingkat keuntungan masing-masing saham (Ri) setiap bulan dengan rumus :

R : return realisasi yang telah terjadi

Pt : harga saham diperiode t

Pt-1 : harga saham periode t-1

2.    Menentukan tingkat keuntungan pasar, menggunakan rumus :

Rm : return pasar

It : indeks pasar dari periode pengamatan

It-1 : indeks pasar pada periode sebelumnya

3.    Menghitung tingkat pengembalian keuntungan yang diharapkan (E(Ri)) masing-masing saham dengan menggunakan rumus :

E(Ri) : return ekpektasi atau tingkat keuntungan yangh diharapkan dari saham i

Rij : return realisasi

N : periode pengamatan

4.    Menentukan pengembalian bebas risiko (RBR)  yang menggunakan rata-rata suku bunga SBI dalam periode Februari 2016 – Januari 2022 Jika E(Ri)>RBR, maka saham tersebut terpilih untuk analisis selanjutnya, sebaliknya jika E(Ri)<RBR, maka saham tesebut diabaikan dan tidak disertakan dalam proses selanjutnya.

a.     Penentuan tingkat saham tertinggi hinga terendah terhadap ERB (Exces Return to Beta) dengan megunakan rumus (Jogiyanto, 2010) sebagai berikut :

E(RBi) : excess return to beta sekuritas ke-i

E(Ri) : Return ekspektasi atau tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i

βi : beta sekuritas ke-i

Sebelum menghitung rumus Ci perlu diketahui untuk menghitung Ai dan Bi dengan rumus :

b.    Menentukan cut off rate/cut off point (C*) dengan rumus :

 

Σm2 : varian dari return indeks pasar

Ci : nilai C untuk sekuritas ke i

5.    Menentukan besarnya proporsi dana (Wi) saham dengan menggunakan rumus (Jogiyanto, 2010) sebagai berikut :

Dimana Zi sebesar :

Wi : proporsi saham ke-i

Zi : suatu konstanta

K: jumlah sekuritas diportofolio optimal

6.    Menentukan return ekspektasi portofolio potimal dengan rumus :

 

E(Rp) : return ekspektasian portofolio

αp : alpha portofolio

βp : beta portofolio

E(RM) : return ekspektasian market

7.    Menentukan risiko portofolio optimal dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

σp2 : varians dari portofolio (Risiko portofolio)

βp2 : beta portofolio

σei2 : varians dari kesalahan residu sekuritas ke-i yang juga merupakan unik atau risiko tidak sistematis

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Pembentukan portofolio dalam penelitian ini menggunakan Single Index Model yang memungkinkan investor untuk dapat memilih saham-saham yang tergolong optimal dengan cara yang lebih sederhana. Single Index Model dipercaya dapat memprediksi variabel-variabel saham dengan cara sederhana dibandingkan dengan analisa lain. Data dalam penelitian ini adalah harga saham bulanan indeks LQ45. Penelitian ini menggunakan 27 saham yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Februari 2016 – Desember 2021. Teknik analisa dari penelitian ini menggunakan analisa model indeks tunggal sebagai pembentukan portofolio optimal, berikut langkah-langkah serta pembahasannya :

 

Tabel 1

Expected Return dan Excess Return to Beta Masing-Masing Saham Indeks LQ 45 Periode Februari 2016 – Desember 2021

No

Nama Saham

E(Ri)

Erβi

1.

ADRO

0,02578

-0,0156

2.

AKRA

-0,00474

-0,0015

3.

ANTM

0,03965

0,0159

4.

ASII

0,00078

-0,0006

5.

BBCA

0,01548

0,0131

6.

BBNI

0,01004

-0,0167

7.

BBRI

0,01166

0,0207

8.

BBTN

0,01181

0,0510

9.

BMRI

0,00856

-0,0204

10.

BSDE

-0,00275

0,0004

11.

GGRM

-0,00667

-0,0447

12.

HMSP

-0,01833

-0,0172

13.

ICBP

0,00297

-0,0009

14.

INCO

0,02539

0,0114

15.

INDF

0,00049

0,0758

16.

INTP

-0,00152

0,0070

17.

JSMR

0,00106

-0,0111

18

KLBF

0,00513

-0,0287

19.

MNCN

-0,00200

0,0019

20.

PGAS

0,00186

0,0003

21.

PTBA

0,02039

0,0050

22.

PTPP

-0,00457

0,0726

23.

SCMA

-0,00147

0,0015

24.

SMGR

0,00079

0,0056

25.

SRIL

-0,00042

-0,0407

26.

TLKM

0,00509

0,0170

27.

UNTR

0,00912

-0,1725

 

Tahap pertama, yaitu mencari expected return dari hasil perhitungan di atas diketahui bahwa diantara 27 saham perusahaan yang diteliti, terdapat 9 saham perusahaan yang tidak memenuhi syarat pembentukan portofolio optimal berdasarkan model indeks tunggal karena memiliki nilai E(Ri) < 0 yaitu AKRA, BSDE, GGRM, HMSP, INTP, MNCN, PTPP, SCMA dan SRIL. Sedangkan 18 saham lainnya memenuhi syarat karena memiliki E(Ri) > 0. Kemudian menghitung excess return to beta (ERB) dari masing-masing saham yang memiliki expected retrun bernilai positif untuk menentukan peringkat saham dengan cara mengurangkan expected return masing-masing saham dengan tingkat bunga bebas risiko, dan hasilnya akan dibagi dengan beta saham yang bersangkutan. Tahap kedua, yaitu memisahkan saham-saham yang akan masuk ke dalam portofolio optimal dan saham yang tidak dapat memenuhi syarat untuk masuk ke dalam portofolio optimal maka tidak akan dimasukkan ke dalam portofolio optimal.

 

Tabel 2

Penentuan Cut Off Rate dan Cut off Point Saham Indeks LQ45 Periode

Februari 2016 – Desember 2021

No

Saham

Erβi

Ai

Bi

Ci

1.

ANTM

0,0159

0,0508

2,8507

0,0038

2.

BBCA

0,0131

59,348

4524,02

0,0145

3.

BBRI

0,0207

20,558

992,666

0,0158

4.

BBTN

0,0510

23,076

452,092

0,0149

5.

INCO

0,0114

0,0264

1,87126

0,0026

6.

INDF

0,0758

0,265

3,500

0,0094

7.

PGAS

0,0003

0,0150

2,8411

0,0009

8.

PTBA

0,0050

7,483

1482,546

0,0119

9.

SMGR

0,0056

0,01508

1,80461

0,0014

10.

TLKM

0,0170

64,659

3798,69

0,0149

 

Berdasarkan pada Tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai Cutt off rate (Ci) terbesar dari saham Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk.(BBRI) dengan nilai sebesar 0,0158, jadi cut off point (C*) dari saham- saham yang akan membentuk portofolio adalah 0,0158. Selanjutnya setelah nilai C* ditentukan, maka dilakukan pemilihan saham-saham yang dapat dijadikan kandidat untuk membentuk portofolio optimal dengan cara membandingkan nilai ERB≥Ci.

 

Tabel 3

Kandidat Saham-Saham Indeks LQ45 Periode Februari 2016 – Desember 2021

No

Saham

Erβi

Ci

Keputusan

1.

ANTM

0,0159

0,0038

Kandidat

2.

BBCA

0,0131

0,0145

-

3.

BBRI

0,0207

0,0158

Kandidat

4.

BBTN

0,0510

0,0149

Kandidat

5.

INCO

0,0114

0,0026

Kandidat

6.

INDF

0,0758

0,0094

Kandidat

7.

PGAS

0,0003

0,0009

-

8.

PTBA

0,0050

0,0119

-

9.

SMGR

0,0056

0,0014

Kandidat

10.

TLKM

0,0170

0,0149

Kandidat

 

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa yang memiliki excess return to beta (ERB) yang lebih tinggi dari C* adalah ANTM, BBRI, BBTN, INCO,  INDF, SMGR dan TLKM. Maka 7 saham tersebut layak untuk dimasukkan dalam kandidat saham portofolio optimal. Tahap ketiga, yaitu setelah menentukan saham-saham  yang menjadi kandidat portofolio optimal, maka selanjutnya menentukan besarnya proporsi dana (Wi) dari masing-masing saham yang masuk dalam portofolio. Proporsi dana dihitung dengan cara membagi Zi dengan total Zi (ΣZi), dimana Zi ini didapat dengan cara membagi beta (βi) dengan varian residu (σ˛ei ), kemudian dikalikan dengan selisih nilai Excess Return to Beta (ERBi) dengan cutt off point (C*).

 

Tabel 4

Proporsi Alokasi Dana Portofolio Optimal Saham Indeks LQ45 Periode

Februari 2016 – Desember 2021

No

Saham

Zi

Wi

1.

ANTM

0,5742

0,305%

2.

BBRI

118,59

62,93%

3.

BBTN

24,464

12,98%

4.

INCO

0,5131

0,272%

5.

INDF

4,2566

2,259%

6.

SMGR

0,1304

0,069%

7.

TLKM

39,934

21,19%

Total

188,462

100%

 

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa proporsi dana dari masing-masing saham yang membentuk portofolio optimal pada indeks LQ45 adalah saham Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dengan proporsi 0,305%, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan proporsi 62,93%, Bank Tabungan Negara (BBTN) dengan proporsi 12,98%, Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan proporsi 0,272%, Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan proporsi 2,259%, Semen Indonesia (SMGR) dengan proporsi 0,069% dan Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dengan proporsi 21,19%. Setelah mengetahui proporsi dana dari masing-masing saham yang membentuk portofolio optimal, maka tahap terakhir dalam membentuk portofolio menggunakan model indeks tunggal yaitu menentukkan expected return portofoliodan risiko dari portofolio. Risiko portofolio diperoleh dari penjumlahan risiko sistematik portofolio dan risiko unik portofolio. Sedangkan Expected return portofolio dapat dihitung dengan menjumlahkan alpha dan beta portofolio kemudian dikalikan dengan expected return pasar.

 

Tabel 5

Expected Return dan Varians Portofolio Optimal Saham LQ 45

Periode Februari 2016 – Desember 2021

No

Saham

σ˛p

E(Rp)

1.

ANTM

0,0001222222

0,00130555

2.

BBRI

0,0001736488

0,01792270

3.

BBTN

0,0000023003

0,00491939

4.

INCO

0,0008133333

0,00877777

5.

INDF

0,0000000003

0,00015916

6.

SMGR

0,0004066667

0,00043555

7.

TLKM

0,0000179950

0,00495886

Total

0,0002636167

0,03847898

 

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa portofolio yang dibentuk dari indeks LQ 45 pada periode Februari 2016 – Desember 2021 terdapat investasi pada saham ANTM, BBRI, BBTN, INCO,  INDF, SMGR dan TLKM dipilih sebagai sebuah portofolio yang mampu untuk menghasilkan return sebesar 3,84% dan risiko yang diperoleh sebesar 0,03%. Hasil dari penelitian ini memberikan implikasi teoritis menyatakan bahwa dalam manajemen investasi mengenai analisis portofolio menggunakan model indeks tunggal saham indeks LQ45 dapat digunakan untuk analisis dalam membentuk portofolio optimal. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan implikasi praktis bahwa investor yang ingin memilih saham-saham di indeks LQ45 periode Februari 2016 – Desember 2021 untuk dijadikan membentuk portofolio optimal dengan model indeks tunggal terdapat saham ANTM, BBRI, BBTN, INCO,  INDF, SMGR dan TLKM dapat dipilih sebagai sebuah portofolio untuk membuat keputusan investasi yang mendatang.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mempengaruhi hasil penelitian yang dilakukan antara lain : 1) Pemilihan periode penelitian yang kurang tepat karena dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa penting yang mengakibatkan data dari harga-harga saham yang berfluktuasi; 2) Data dari harga-harga saham ini lebih banyak mengambil harga dari penutupan saham bulanan yang ditunjukkan dari harga-harga saham selama periode Februari 2016 – Desember 2021  sehingga tidak semua periode dimasukkam dalam penelitian ini.

 

KESIMPULAN

 

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka diperoleh simpulan sebagai berikut: 1) Saham-saham yang dapat memenuhi kriteria untuk dapat membentuk portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal pada periode Februari 2016 – Desember 2021 terdapat 7 anggota saham beserta dengan proporsi dana dari masing-masing saham yaitu: Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dengan proporsi 0,305%, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan proporsi 62,93%, Bank Tabungan Negara (BBTN) dengan proporsi 12,98%, Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan proporsi 0,272%, Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan proporsi 2,259%, Semen Indonesia (SMGR) dengan proporsi 0,069% dan Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dengan proporsi 21,19%. 2) Tingkat keuntungan (expected return) maupun risiko yang diperoleh dari terpilihnya 7 anggota saham yang dapat membentuk portofolio optimal Indeks LQ45 periode Februari 2016 – Desember 2021 yaitu menghasilkan return diperoleh sebesar 3,84% dan risiko yang ditanggung sebesar 0,03%.

Adapun saran yang dapat diberikan bagi investor apabila akan berinvestasi saham khususnya di pasar modal, pada saham Indeks LQ45, sebaiknya menggunakan analisis portofolio optimal dengan metode indeks tunggal dalam pengambilan keputusan berinvestasi, karena model tersebut terbukti dapat membentuk portofolio optimal pada saham Indeks LQ45 periode Februari 2016 – Desember 2021 yaitu Aneka Tambang Tbk. (ANTM), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Tabungan Negara (BBTN), Vale Indonesia Tbk (INCO), Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), Semen Indonesia (SMGR) dan Telekomunikasi Indonesia (TLKM). Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya dalam mencoba membentuk portofolio optimal menggunakan model indeks tunggal lebih baik menggunakan data-data periode yang terbaru untuk lebih banyak dapat memilih mengkombinasikan saham-saham yang layak untuk masuk portofolio optimal.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Afdila, Yesi Kurnia, Sasongko, Hendro, & Nita, Vera Mia. (2021). ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (SAHAM INDEKS LQ45 PERIODE 2016-2018 DI BURSA EFEK INDONESIA). Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Manajemen, 6(3). Google Scholar

 

Amalia, Rika Yulita, Fauziah, Syifa, & Wahyuningsih, Indah. (2019). Pengaruh Keuangan Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia. AL-MUZARA’AH, 7(1), 33–46. Google Scholar

 

Gunawan, Teguh, Asmirantho, Edhi, & Azhar, Zul. (2019). ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM-SAHAM INDEKS LQ-45 DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE FEBRUARI 2016–JANUARI 2018. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Manajemen, 4(2). Google Scholar

 

Husnan, S., & Portofolio, Dasar Dasar Teori. (2003). UPP AMP YKPN. Economics, 81(1), 227–254. Google Scholar

 

Jogiyanto, Hartono. (2010). Teori portofolio dan analisis investasi. Edisi Ketujuh. BPFE. Yogyakarta. Google Scholar

 

Martalena, Malinda. (2011). Pengantar Pasar Modal Edisi 1. Yogyakarta, Andi. Google Scholar

 

Nalini, R. (2014). Optimal Portfolio construction using Sharpe’s Single Index Model-A study of selected stocks from BSE. International Journal of Advanced Research in Management and Social Sciences, 3(12), 72–93. Google Scholar

 

Samsul, Mohamad. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, penerbit Erlangga. Surabaya. P. Google Scholar

 

Schnabel, Eckhard J. (2014). Rasul Paulus Sang Misionaris. Yogyakarta: ANDI. Google Scholar

 

Soendari, Tjutju. (2012). Metode Penelitian Deskriptif. Bandung, UPI. Stuss, Magdalena & Herdan, Agnieszka, 17. Google Scholar

 

Syahyunan, Alfabeta. (2013). Manajemen Keuangan: Perencanaan, Analisis, dan Pengendalian Keuangan. Medan: USU Press. Google Scholar

 

Syahyunan, Syahyunan, Muda, I., Siregar, H. S., Sadalia, I., & Chandra, G. (2017). The effect of Lerner Index and income diversification on the general bank stability in Indonesia. Banks & Bank Systems, (12,№ 4), 56–64. Google Scholar

 

Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan aplikasi. Kanisius. Google Scholar

 

Zubir, Zalmi. (2011). Manajemen Portofolio: Penerapannya dalam investasi saham. Google Scholar

 

 

© 2022 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).